Di suatu dusun
yang terpencil, tinggallah seorang anak berusia 7 tahun bernama Vito. Anak
tersebut tinggal dengan seorang kakek di rumahnya yang sederhana, karena Vito
adalah anak yatim piatu. Dan yang menyedihkan lagi, Vito adalah anak yang
berkebutuhan khusus. Vito tidak bisa melihat (tuna netra), sehingga setiap
harinya dia selalu marasa sendiri dan sepi.
Setiap kali Vito pergi keluar dengan
kakeknya ke hutan mencari kayu bakar, Vito sering mendengar bisik-bisik dari
tetangga. “ Lihatlah Vito, kasian dia tidak punya teman. Kalau ingin pergi dia
harus meminta bantuan kakeknya yang sudah tua”, kata salah satu warga. Awalnya
Vito tidak menghiraukan kata-kata warga tersebut, tetapi lama kelamaan Vito
merasa sedih karena sering merepotkan kakeknya.Vito putus asa dan ingin sekali
dia pergi dari rumah kakeknya. Namun dia berpikir kalau dia pergi, kasihan sama
kakeknya karena akan sendirian.
Vito mencoba berjalan keluar
sendirian di siang hari. Ditengah perjalanan ada suara yang menyapa dirinya
“hai”, tetapi ito tidak menghiraukan suara tersebut. Dan suara itu semakin lama
semakin mendekat dan keras,”hai Vito, jangan takut, aku berniat baik kok
padamu”. “Siapa kamu?”, tanya Vito. “Aku adalah bayangan!”, jawab suara itu.
“Bayangan? Siapa itu bayangan? Terus kamu berasal darimana?”, tanya Vito
penasaran dan ketakutan. “Bayangan itu adalah jelmaan manusia, dan aku berasal
dari cahaya”, jawab bayangan. “Cahaya? Siapa lagi itu cahay?”, tanya Vito lagi.
“Cahaya adalah ibuku. Ibu berkata kalau kau butuh teman, maka aku datang untuk
menemaninmu”, jawab bayangan dengan semangat. Dengan terharu dan menitikan air
mata Vito berkata kepada bayangan,”terimakasih ya bayangan, kamu sudah mau
menjadi temanku. kamu adalah orang pertama yang mau menjadi temanku”. Bayangan
dan Vito pun akhirnya berpelukan.
Hari-hari
Vito saat ini sudah tidak kesepian lagi, kemanapun Vito pergi bayangan selalu
menemaninya. Bayanganpun berjanji akan selalu menemani Vito dan tidak akan
pernah meninggalkan Vito. Sekarang Vitopun bahagia, orang disekelilingnyapun
merasa senang karena Vito sudah tidak merepotkan kakeknya lagi. “Lihatlah
kawan, Vito sekarang menjadi anak yang periang. Betapa sayangnya bayangan
kepada Vito. Semoga Vito menemukan titik terang cahaya dengan bantuan
bayangan”, kata warga Vito yang sedang melihat mereka bermain.
“Kakek,
sekarang Vito senang karena sudah memiliki teman. Jadi, kakek tidak harus
capek-capek mengantarkan vito pergi”, jelas Vito kepada kakek. “Iya cucuku,
kakek juga senang melihat kamu bisa ceria meskipun kamu belum pernah melihat
indahnya dunia”, kata kakek sambil memeluk Vito.
Pada
suatu malam, kakek berpamitan kepada Vito untuk pergi kekota menjual kayu
bakar. “Cucuku sayang, kakek pamit ingin pergi ke kota menjual kayu bakar.
Jadi, untuk malam ini kamu dirumah sendiri. Doakan kakek supaya kayu bakar ini
bisa terjual. Oh ya, kamu juga harus jaga diri sementara kakek pergi”, kata
kakek sambil mengemas kayu bakar di gerobak. “Iya kakek, Vito tidak apa-apa
kok, kakek jangan khawatir karena bayangan selalu ada untuk Vito. Semoga kayu
bakar kakek cepat laku kemudian kakek cepat pulang dengan selamat. Vito sayang
kakek. Kakek hati-hati ya di jalan”, jawab Vito dengan mencium tangan kakek
yang hendak keluar rumah.
Setelah
kakek meninggalkan rumah, bayangan datang menghampiri Vito. “Hai Vito, pasti
kamu takut ya sendirian dirumah?”, kata bayangan menggoda vito. “Aku tidak
takut, karena aku sudah memiliki kamu temanku!”, jawab Vito. “Vito, maukah kamu
ikut aku kehutan? Nanti akan aku kenalkan sama kunang-kunang temanku di waktu
malam hari”, kata bayangan. “Kunang-kunang? Seperti apa itu bentuknya? Boleh,
aku mau kok pergi sama kamu”, jawab Vito dengan senang.
Mereka
pun pergi ketengah hutan, tibaah mereka
ditempat yang luas, gelap, namun banyak cahaya kunang-kunang yang mennghiasi.
“Nah, Vito kita sudah sampai, disekeliling kita terdapat banyak sekali
teman-temanku”, kata bayangan. “Pasti indah ya bayangan. Seperti apa ya
kunang-kunang itu?”, tanya Vito penasaran. “Kunang-kunang itu makhluk kecil
yang mengeluarkan cahaya indah sekali”, jawab bayangan. Vitopun terdiam dan
termenung. Bayangan mengambil kunang-kunang dan kemudian ditaruh ditangan Vito.
“Percuma saja kamu memberiku kunang-kunang karena aku tidak biisa melihat
indahnya kunang-kunang”, kata Vito dengan sedih. “Maaf Vito, bukan maksudku
membuatmu sedih. Aku hanya ingin mengenalkanmu kepada kunang-kunang”, kata
bayangan.
Tiba-tiba
langit menjadi gelap dan mendung, bayanganpun semakin lama semakin menghilang.
Kemudian hujan turun dengan derasnya, Vito ketakutan “bayangan, bayangan, kamu
dimana?”, tanya vito lagi, “bayangan, tolong aku, aku ketakutan di tengah hutan
ini, aku tidak bisa melihat apa-apa”. Namun sekencang apapun teriakan Vito,
bayangan tetap tidak datang karena langit gelap.
Vito
terus berlari dalam kegelapan sampai tejatuh-jatuh dan kesakitan. Sementara
hujan semakin deras, vito bangun dan berdoa kepada Tuhan,”Tuhan, tolong Vito,
Vito kedinginan di hutan ini. Vito ingin pulang Tuhan. Teman satu-satunya Vito
tiba-tiba menghilang. Tuhan berikanlah Vito petunjuk supaya Vito bisa menemukan
jalan keluar untuk menuju rumah”, pinta Vito dengan ketulusan hati. Selesai
berdoa Vito mencoba berjalan terus, dan Vito berusaha untuk membuka matanya
tetapi tetap saja hanya kegelapan yang ia lihat. Vito tidak pantang menyerah,
dia tetap berusaha untuk membuka mata. Dan saat membuka mata, tiba-tiba
terlihat seberkas cahaya meskipun samar. Vito terus mengikuti cahaya itu
meskipun kurang jelas.
Tanpa disadari Vito
sudah sampai di dalam rumah, cahaya itupun menghilang. Dengan tubuh yang
gemetar, Vito menyalakan lampu. Bayanganpun menggenggam tangan Vito,”Maaf ya
Vito, tadi aku tidak bisa membantumu, karena aku tidak bisa terlihat ketika
tidak ada cahaya”, kata bayangan menyesal. “Tidak apa-apa bayangan, yang
penting aku sudah selamat sampai dirumah. Oh ya, tadi aku bisa melihat seberkas
cahaya meskipun sekarang terasa gelap lagi. Ternyata cahaya itu indah ya”.
Bayangan memeluk Vito yang kedinginan, “Vito sebenarnya cahaya tadi ibuku. Aku
tadi mendengar doamu kepada Tuhan dan aku meminta tolong kepada Tuhan supaya
mengirimkan ibuku untuk menuntunmu pulang”, kata bayangan. “Jadi, cahaya tadi
itu ibumu? Kalau kamu bertemu Tuhan, tolong bilang kepadaNya terimakasih
dariku. Dan terimakasih juga untuk ibumu karena sudah menolongku”, jelas Vito.
Sejak saat itulah Vito benar-benar menemukan keluarga baru yang sangat peduli
dengan keadaannya. “Vito, aku berjanji aku dan ibuku akan selalu menemanimu
selamanya dan kita akan menajdi teman sejati selamanya”, kata bayangan.
Akhirnya Vito dan bayangan benar-benar bersama selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar