Minggu, 13 Januari 2013

VITO DAN BAYANGAN


Di suatu dusun yang terpencil, tinggallah seorang anak berusia 7 tahun bernama Vito. Anak tersebut tinggal dengan seorang kakek di rumahnya yang sederhana, karena Vito adalah anak yatim piatu. Dan yang menyedihkan lagi, Vito adalah anak yang berkebutuhan khusus. Vito tidak bisa melihat (tuna netra), sehingga setiap harinya dia selalu marasa sendiri dan sepi.
            Setiap kali Vito pergi keluar dengan kakeknya ke hutan mencari kayu bakar, Vito sering mendengar bisik-bisik dari tetangga. “ Lihatlah Vito, kasian dia tidak punya teman. Kalau ingin pergi dia harus meminta bantuan kakeknya yang sudah tua”, kata salah satu warga. Awalnya Vito tidak menghiraukan kata-kata warga tersebut, tetapi lama kelamaan Vito merasa sedih karena sering merepotkan kakeknya.Vito putus asa dan ingin sekali dia pergi dari rumah kakeknya. Namun dia berpikir kalau dia pergi, kasihan sama kakeknya karena akan sendirian.
            Vito mencoba berjalan keluar sendirian di siang hari. Ditengah perjalanan ada suara yang menyapa dirinya “hai”, tetapi ito tidak menghiraukan suara tersebut. Dan suara itu semakin lama semakin mendekat dan keras,”hai Vito, jangan takut, aku berniat baik kok padamu”. “Siapa kamu?”, tanya Vito. “Aku adalah bayangan!”, jawab suara itu. “Bayangan? Siapa itu bayangan? Terus kamu berasal darimana?”, tanya Vito penasaran dan ketakutan. “Bayangan itu adalah jelmaan manusia, dan aku berasal dari cahaya”, jawab bayangan. “Cahaya? Siapa lagi itu cahay?”, tanya Vito lagi. “Cahaya adalah ibuku. Ibu berkata kalau kau butuh teman, maka aku datang untuk menemaninmu”, jawab bayangan dengan semangat. Dengan terharu dan menitikan air mata Vito berkata kepada bayangan,”terimakasih ya bayangan, kamu sudah mau menjadi temanku. kamu adalah orang pertama yang mau menjadi temanku”. Bayangan dan Vito pun akhirnya berpelukan.
Hari-hari Vito saat ini sudah tidak kesepian lagi, kemanapun Vito pergi bayangan selalu menemaninya. Bayanganpun berjanji akan selalu menemani Vito dan tidak akan pernah meninggalkan Vito. Sekarang Vitopun bahagia, orang disekelilingnyapun merasa senang karena Vito sudah tidak merepotkan kakeknya lagi. “Lihatlah kawan, Vito sekarang menjadi anak yang periang. Betapa sayangnya bayangan kepada Vito. Semoga Vito menemukan titik terang cahaya dengan bantuan bayangan”, kata warga Vito yang sedang melihat mereka bermain.


“Kakek, sekarang Vito senang karena sudah memiliki teman. Jadi, kakek tidak harus capek-capek mengantarkan vito pergi”, jelas Vito kepada kakek. “Iya cucuku, kakek juga senang melihat kamu bisa ceria meskipun kamu belum pernah melihat indahnya dunia”, kata kakek sambil memeluk Vito.
Pada suatu malam, kakek berpamitan kepada Vito untuk pergi kekota menjual kayu bakar. “Cucuku sayang, kakek pamit ingin pergi ke kota menjual kayu bakar. Jadi, untuk malam ini kamu dirumah sendiri. Doakan kakek supaya kayu bakar ini bisa terjual. Oh ya, kamu juga harus jaga diri sementara kakek pergi”, kata kakek sambil mengemas kayu bakar di gerobak. “Iya kakek, Vito tidak apa-apa kok, kakek jangan khawatir karena bayangan selalu ada untuk Vito. Semoga kayu bakar kakek cepat laku kemudian kakek cepat pulang dengan selamat. Vito sayang kakek. Kakek hati-hati ya di jalan”, jawab Vito dengan mencium tangan kakek yang hendak keluar rumah.
Setelah kakek meninggalkan rumah, bayangan datang menghampiri Vito. “Hai Vito, pasti kamu takut ya sendirian dirumah?”, kata bayangan menggoda vito. “Aku tidak takut, karena aku sudah memiliki kamu temanku!”, jawab Vito. “Vito, maukah kamu ikut aku kehutan? Nanti akan aku kenalkan sama kunang-kunang temanku di waktu malam hari”, kata bayangan. “Kunang-kunang? Seperti apa itu bentuknya? Boleh, aku mau kok pergi sama kamu”, jawab Vito dengan senang.
Mereka pun pergi ketengah hutan,  tibaah mereka ditempat yang luas, gelap, namun banyak cahaya kunang-kunang yang mennghiasi. “Nah, Vito kita sudah sampai, disekeliling kita terdapat banyak sekali teman-temanku”, kata bayangan. “Pasti indah ya bayangan. Seperti apa ya kunang-kunang itu?”, tanya Vito penasaran. “Kunang-kunang itu makhluk kecil yang mengeluarkan cahaya indah sekali”, jawab bayangan. Vitopun terdiam dan termenung. Bayangan mengambil kunang-kunang dan kemudian ditaruh ditangan Vito. “Percuma saja kamu memberiku kunang-kunang karena aku tidak biisa melihat indahnya kunang-kunang”, kata Vito dengan sedih. “Maaf Vito, bukan maksudku membuatmu sedih. Aku hanya ingin mengenalkanmu kepada kunang-kunang”, kata bayangan.
Tiba-tiba langit menjadi gelap dan mendung, bayanganpun semakin lama semakin menghilang. Kemudian hujan turun dengan derasnya, Vito ketakutan “bayangan, bayangan, kamu dimana?”, tanya vito lagi, “bayangan, tolong aku, aku ketakutan di tengah hutan ini, aku tidak bisa melihat apa-apa”. Namun sekencang apapun teriakan Vito, bayangan tetap tidak datang karena langit gelap.
Vito terus berlari dalam kegelapan sampai tejatuh-jatuh dan kesakitan. Sementara hujan semakin deras, vito bangun dan berdoa kepada Tuhan,”Tuhan, tolong Vito, Vito kedinginan di hutan ini. Vito ingin pulang Tuhan. Teman satu-satunya Vito tiba-tiba menghilang. Tuhan berikanlah Vito petunjuk supaya Vito bisa menemukan jalan keluar untuk menuju rumah”, pinta Vito dengan ketulusan hati. Selesai berdoa Vito mencoba berjalan terus, dan Vito berusaha untuk membuka matanya tetapi tetap saja hanya kegelapan yang ia lihat. Vito tidak pantang menyerah, dia tetap berusaha untuk membuka mata. Dan saat membuka mata, tiba-tiba terlihat seberkas cahaya meskipun samar. Vito terus mengikuti cahaya itu meskipun kurang jelas.
Tanpa disadari Vito sudah sampai di dalam rumah, cahaya itupun menghilang. Dengan tubuh yang gemetar, Vito menyalakan lampu. Bayanganpun menggenggam tangan Vito,”Maaf ya Vito, tadi aku tidak bisa membantumu, karena aku tidak bisa terlihat ketika tidak ada cahaya”, kata bayangan menyesal. “Tidak apa-apa bayangan, yang penting aku sudah selamat sampai dirumah. Oh ya, tadi aku bisa melihat seberkas cahaya meskipun sekarang terasa gelap lagi. Ternyata cahaya itu indah ya”. Bayangan memeluk Vito yang kedinginan, “Vito sebenarnya cahaya tadi ibuku. Aku tadi mendengar doamu kepada Tuhan dan aku meminta tolong kepada Tuhan supaya mengirimkan ibuku untuk menuntunmu pulang”, kata bayangan. “Jadi, cahaya tadi itu ibumu? Kalau kamu bertemu Tuhan, tolong bilang kepadaNya terimakasih dariku. Dan terimakasih juga untuk ibumu karena sudah menolongku”, jelas Vito. Sejak saat itulah Vito benar-benar menemukan keluarga baru yang sangat peduli dengan keadaannya. “Vito, aku berjanji aku dan ibuku akan selalu menemanimu selamanya dan kita akan menajdi teman sejati selamanya”, kata bayangan. Akhirnya Vito dan bayangan benar-benar bersama selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar